Selasa, 18 Januari 2011

Hasil Riset Setara Institute : Murid-murid SDIT Calon Teroris


SETARA Institute resah, banyak TK atau SDIT menyanyikan lagu-lagu nasyid. Ia bahkan menuduhnya sebagai cikal-bakal radikalismeHidayatullah.com–Lembaga- lembaga pendidikan Islam seperti Taman Kanak-kanak Islam terpadu (TKIT) dan Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) dituding sebagai sarana pemupuk benih radikalisme Islam.Demikian dinyatakan oleh peneliti SETARA Institute, Ismail Hasani dalam diskusi soal deradikalisasi untuk mengatasi kasus-kasus kekerasan atas nama agama, di Hotel Atlet, Jakarta, 10/1, kemarin.Ismail menilai kelompok-kelompok yang disebutnya Islam Radikal telah mendoktrin anak-anak sejak kecil dengan radikalisme agama. Contohnya, kata Ismail, di TKIT/SDIT kerap diajarkan bahkan melombakan nasyid-nasyid jihad Palestina.“Jadi, kita harus waspada terhadap SDIT dan TKIT ini,” kata Ismail.Ismail mengatakan hal itu ketika menjelaskan hasil penelitiannya terhadap organisasi-organisasi Islam yang dicapnya radikal yang ternyata punya pengaruh dan cakupan yang luas. Hidayatullah.com bertanya kepadanya, apakah itu tanda dia paranoid dengan kecintaan anak-anak Indonesia terhadap saudara mereka di Palestina? Dia mengelak,”Tidak!”“Lagu-lagu jihad itu mengancam NKRI dan bertentangan dengan Pancasila. Kenapa tidak pakai lagu-lagu perjuangan Indonesia?” kilahnya.Sebelumnya, Setara pernah menyimpulkan hasil penelitiannya yang mengatakan, warga Muslim Jakarta dan sekitarnya cenderung intoleran dalam kehidupan beragama. Menurutnya, jajak pendapat opini publik Namun, Direktur Lembaga Kajian Syariat Islam (LKSI) Fauzan al Anshari, meragukan rilis hasil survey SETARA tersebut.Menurutnya, survey itu tidak menyebut rinci variabel variabel yang dipakai untuk menyimpulkan adanya intoleransi beragama.Belum lama ini, SETARA juga pernah mempersoalkan Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag) yang memberikan hadiah kepada pemerintah kabupaten dan provinsi yang dianggap berprestasi meningkatkan kegiatan-kegiatan keagamaan melalui pendidikan dan juga melalui Perda-Perda Syariah.
Sebaiknya TK, SD sampai Universitas menyanyikan lagunya peterpan juga muter videonya Arile,,,dijamin negeri ini akan maju dan modern
Ketua IGI: Tudingan SDIT Benih “Radikalisme” Berlebihan
SETARA Institute dinilai berlebihan telah menuding lembaga- lembaga pendidikan Islam seperti Taman Kanak-kanak Islam terpadu (TKIT) dan Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) sebagai sarana pemupuk benih radikalisme Islam.Ketua Umum Ikatan Guru Indonesia (IGI), Satria Dharma, menilai tudingan SETARA tersebut berlebihan.“Menurut saya Itu berlebihan,” kata Satria Dharma dalam perbincangan dengan Hidayatullah.com, Kamis (13/01).Menurut Satria, lembaga- lembaga pendidikan Islam seperti Taman Kanak-kanak Islam terpadu (TKIT) dan Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) selamanya ini dinilainya tidak sampai berkarakter sejauh itu.Berbicara sebagai praktisi pendidikan, Satria mengaku bahwa semangat nasionalisme memang pelan-pelan mulai terabaikan di sekolah, seperti tidak adanya lagi upacara bendera dan tidak hafal lagu Indonesia Raya. Menurutnya, sekolah adalah wadah utama menanamkan semangat nasionalisme kepada peserta didik.“Kalau bukan sekolah siapa lagi,” jelas Dharma.Sebagaimana diberitakan hidayatullah.com, SETARA Institute menilai kelompok-kelompok Islam telah mendoktrin anak-anak sejak kecil dengan radikalisme agama. Contohnya, sebut SETARA, di TKIT/SDIT kerap diajarkan bahkan melombakan nasyid-nasyid jihad Palestina.“Jadi, kita harus waspada terhadap SDIT dan TKIT ini,” kata peneliti SETARA Institute, Ismail Hasani .Ismail mengatakan hal itu ketika menjelaskan hasil penelitiannya terhadap organisasi-organisasi Islam yang dicapnya radikal yang ternyata punya pengaruh dan cakupan yang luas.
“Lagu-lagu jihad itu mengancam NKRI dan bertentangan dengan Pancasila. Kenapa tidak pakai lagu-lagu perjuangan Indonesia?” kilah Ismail.
Dulu Pejuang jaman mengusir Penjajah Belanda, gak ada yang teriak Indonesia satu, Indonesia Merdeka.. Apa yang mereka teriakkan? Silahkan belajar sejarah lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar